Minggu, 04 Januari 2015

Merayakan Hari Maulid Nabi Muhammad Adalah Berdosa

"Itu bidah yang menyusup ke dalam Islam pada tiga abad pertama setelah nabi wafat, di zaman sahabat nabi," kata Mufti Agung Arab Saudi Abdul Aziz al-Asheikh, seperti yang dilansir Arab News, Sabtu (3/1).
Al-Asheikh memperingatkan warga dengan mengatakan bahwa memperingati Hari Maulid Nabi Muhammad adalah berdosa. Ia menyampaikan pernyataannya itu dalam khutbah Jumat di masjid Imam Turki bin Abdullah di Ibu Kota Riyadh. Dia mengatakan siapa pun yang mendukung perayaan maulid nabi adalah setan dan kafir.
"Cara mencintai nabi yang benar adalah dengan mengikuti sunnahnya," kata Al-Asheikh.
Dia menambahkan, sudah menjadi tugas muslim untuk mencintai dan menghormati nabi, serta menyampaikan ajarannya. Umat Islam juga harus membela nabi dari orang-orang ateis yang menolak ajaran beliau atau dari orang-orang yang suka mengejek nabi, kata dia.
"Jika engkau benar-benar mencintai Allah maka ikutilah Dia. Allah akan mencintai dan mengampuni dosamu," kata Al-Asheikh.



Maulid Nabi Muhammad SAW kadang-kadang Maulid Nabi atau Maulud saja (bahasa Arab: مولد النبي‎, mawlid an-nabī), adalah peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW, yang di Indonesia perayaannya jatuh pada setiap tanggal 12 Rabiul Awal dalam penanggalan Hijriyah. Kata maulid atau milad dalam bahasa Arab berarti hari lahir. Perayaan Maulid Nabi merupakan tradisi yang berkembang di masyarakat Islam jauh setelah Nabi Muhammad SAW wafat. Secara subtansi, peringatan ini adalah ekspresi kegembiraan dan penghormatan kepada Nabi Muhammad.

Menurut sejarah, Peringatan Maulid Nabi pertama kali dilakukan oleh Raja Irbil (wilayah Irak sekarang), bernama Muzhaffaruddin Al-Kaukabri, pada awal abad ke 7 Hijriyah. Namun juga terdapat pendapat lain yang mengatakan bahwa Sultan Salahuddin Al-Ayyubi adalah orang yang pertama kali mengadakan Maulid Nabi. Sultan Salahuddin pada kala itu membuat perayaan Maulid dengan tujuan membangkitkan semangat umat islam yang telah padam untuk kembali berjihad dalam membela islam pada masa Perang Salib. Sumber lain mengatakan perayaan Maulid yang sebenarnya diprakarsai oleh Dinasti Fatimiyyun sebagaimana dinyatakan oleh banyak ahli sejarah.

Sebagian masyarakat Muslim Sunni dan Syiah di dunia merayakan Maulid Nabi. Muslim Sunni merayakannya pada tanggal 12 Rabiul Awal sedangkan muslim Syiah merayakannya pada tanggal 17 Rabiul Awal, yang juga bertepatan dengan ulang tahun Imam Syiah yang keenam, yaitu Imam Ja'far ash-Shadiq.

Maulid dirayakan di banyak negara dengan penduduk mayoritas Muslim di dunia, serta di negara-negara lain di mana masyarakat Muslim banyak membentuk komunitas, contohnya antara lain di India, Britania Raya, Rusia dan Kanada. Arab Saudi adalah satu-satunya negara dengan penduduk mayoritas Muslim yang tidak menjadikan Maulid sebagai hari libur resmi. Partisipasi dalam ritual perayaan hari besar Islam ini umumnya dipandang sebagai ekspresi dari rasa keimanan dan kebangkitan keberagamaan bagi para penganutnya.

Masyarakat Muslim di Indonesia umumnya menyambut Maulid Nabi dengan mengadakan perayaan-perayaan keagamaan seperti pembacaan shalawat nabi, pembacaan syair Barzanji dan pengajian. 
Menurut penanggalan Jawa, bulan Rabiul Awal disebut bulan Mulud, dan acara Muludan juga dirayakan dengan perayaan dan permainan gamelan Sekaten.

Akhir kata, mari kita sikapi peringatan Hari Maulid Nabi Muhammad SAW tahun ini serta tahun-tahun yang akan datang dengan bijaksana dan sebaik-baik penghormatan terhadap nabi. Semoga kita semua mendapat hikmah dan termasuk ke dalam golongan umatnya yang akan mendapat syafaat.
Aamiin..

0 komentar:

Posting Komentar

Web Hosting